Film,,,

Top of Form

 

Artikel Entertainment Weekly tentang film The Last Airbender

oleh The Last Airbender Indonesia pada 17 April 2010 jam 1:15

Sutradara M. Night Shyamalan memiliki bakat supranatural dalam memilih peran untuk anak-anak. Dia dapat menyihir penampilan mereka menjadi terasa nyata, seperti anak-anak yang melihat orang-orang mati, atau mendengar alien di atas atap.

Film terbarunya, The Last Airbender, tidak seperti film-film yang pernah ia sutradarai. Film ini bukan sebuah film thriller mengerikan dengan twist ending, tetapi film fantasi-epik yang (mudah-mudahan) menjadi bagian pertama dari trilogi. Namun demikian, The Last Airbender memiliki warna spiritual, seperti The Sixth Sense, Signs, dan semua film Shyamalan yang pernah ia buat. Dan apabila film ini berhasil, itu semua berkat pemain-pemain mudanya yang melakukan banyak adegan berat: melakukan beberapa seni bela diri yang rumit; berperang di pertempuran di mana udara, air, bumi, dan api adalah senjata; dan menyelamatkan dunia dari kejahatan.

Seperti yang dikatakan Shyamalan mengenai bintangnya, pendatang baru Noah Ringer, “Tidak mudah untuk anak 12 tahun membawakan sebuah film laga.” Shyamalan mengadaptasi dari kartun animasi Nickelodeon, Avatar: The Last Airbender (dia harus menghilangkan bagian pertama dari judul – karena orang lain telah menggunakannya). Ringer memerankan Aang, yang harus menyatukan negara Udara, Air, dan Bumi untuk melawan serangan Raja Api. Aang dibantu oleh seorang gadis yang bersemangat, Katara (Nicola Peltz) dan kakaknya, Sokka (Twilight’sJackson Rathbone), dan diburu oleh Pangeran Api yang terbuang, Zuko (Slumdog Millionaire’s Dev Patel).

Tahun lalu, di lokasi syuting, Shyamalan tampak gembira (“Bahwa mereka akan memberi saya kesempatan untuk membuat film dengan beragam etnik, memiliki pengaruh Buddha, dan merupakan tentpole musim panas – itu sulit dipercaya!”) dan sekaligus gelisah (“Ya, aku gelisah. Aku takut setengah mati, mungkin ini merupakan tantangan sebagai sutradara, aku pikir..”). Sekarang setelah film ini hampir selesai, dia kembali ke diri lamanya yang ceria: “Saya tahu ini akan terdengar sangat bias karena datang dari saya, jadi jangan ambil ini mentah-mentah – tapi ini adalah film saya yang terbaik.”

Shyamalan mengandalkan para pemain muda untuk film ini.Tentang Peltz, 15 tahun, Shyamalan berkata, “Aku mungkin seorang direktur yang parah dalam menyutradarainya karena dia sendiri sudah sangat menakjubkan.” Dan tentang Ringer, sekarang 13 tahun: “Dia peduli dengan keadilan dan hak asasi manusia – dia benar-benar tidak mampu menyakiti manusia lain.” Tapi saat kejahatan sedang berlangsung? “Dia seniman bela diri yang brilian dan dia siap untuk melawan kejahatan.”

terjemahan dengan sedikit perubahan
——————————————————————————————————————-

Entertainment Weekly features a Summer Movie Preview of 2010 The Last Airbender

The director M. Night Shyamalan has a supernatural knack for casting kids. He coaxes performances that feel real, even as the kids in question see dead people, or hear aliens on the roof.

His latest, The Last Airbender, is unlike anything he’s ever directed. It’s not an unnerving thriller with a twist ending, but an epic fantasy and (hopefully) the first part of a trilogy. Still, The Last Airbender has a spiritual tint, just as The Sixth Sense, Signs, and all Shyamalan’s movies do. And if the film works, it’ll be because its young cast does a lot of heavy lifting: busting out some tricky martial arts; fighting in battles where air, water, earth, and fire are weapons; and delivering us from evil, amen.

As Shyamalan says of his star, newcomer Noah Ringer, “It’s very difficult for a 12-year-old to carry an action movie.” Shyamalan adapted the film from Nickelodeon’s animated show Avatar: The Last Airbender. (He had to drop the first part of the title–seems someone else is using it.) Ringer plays Aang, who must unite the Air, Water, and Earth nations against the genocidal Fire Lord. Aang is aided by a spirited girl (Nicola Peltz) and her brother (Twilight’sJackson Rathbone), and hunted by a disgraced Fire Prince (Slumdog Millionaire’s Dev Patel).

Last year, on the set, Shyamalan seemed both elated (“That they’d let me make such a diverse, Buddhist, tentpole summer–it’s unbelievable!”) and jittery (“Yes, I’m nervous. I’m scared to death, which is a prerequisite for being a director, I think”). Now that the film is nearly finished, he’s back to his old upbeat self: “Look, it’s gonna sound so biased coming from me, so take it with a grain of salt–but it’s my best movie.”

Shyamalan credits the young cast for the film’s heart. Of Peltz, who’s 15, Shyamalan says, “I’m probably a poor director to direct her because I think she’s just amazing.” And as for Ringer, now 13: “He cares about justice and human rights–he’s literally incapable of hurting another human being.” But when evil is on the march? “He’s a brilliant martial artist and he’s ready to fight.”

diikutip asli dari sumbernya

Top of Form

 

~ by nengnurmilasari on November 3, 2010.

Leave a comment